Dengan segenap rasa takut, kuberanikan diri mengangkat tangan. Kalau tidak jujur sukarela, Pak Sam bisa murka.
^_^ thanks and please like ^_^
"Karina Arista? Silahkan keluar dan kerjakan tugasmu!"
aku berjalan menunduk keluar kelas. Semua pasti mengejekku sekarang.
Aku
naik keatap sekolah, disini sepi jadi aku bisa berkonsentrasi
mengerjakan tugasku. Ku ambil posisi duduk dipinggir bersandar pada
tembok pembatas setinggi pinggang. Ku buka bukuku dan mulai
mengerjakannya. Aku mencoba mengingat rumus rumus yg berhubungan dg soal
ini dan yg kuingat adalah ciuman itu! Kenapa itu?
Kupejamkan mataku untuk berkonsentrasi dan lagi lagi yg nampak adalah peristiwa menjijikkan itu.
"ARRGGHHTT...!!" aku menjerit
dan merengek seperti balita lalu menangis tak karuan. Kulemparkan bukuku
kesembarang arah dan menekuk lutut kemudian membenamkan wajahku
diantara lengan yg bertumpu pada lutut. Aku menangis! Berat sekali sih
hidupku?
" Dasar cengeng!" suara itu
muncul bersamaan dg bunyi langkah sepatu yg kian mendekat dan rasanya
berhenti didepanku. Kuangkat wajahku dan melihat seseorang berdiri
dihadapanku. Aku memandangnya dari bawah dan perlahan keatas. Tepat
diwajahnya yg tersenyum sinis kearahku.
"Heh mesum! Beraninya kau muncul dihadapanku!" bentakku sambil mengusap kasar pipiku.
"apa? Mesum? Jangan asal menuduh kau!" Pletak! Ia menjitak kepalaku. Aku meringis.
"apa lagi kalau bukan mesum? Kau sudah berani beraninya menciumku!"
"aku terpaksa!kau menangis terus
dan itu membuatku gila! Dan.. Bukankah sudah kuperingatkan kau agar
diam dalam hitungan ketiga?"
"tapi kau tidak perlu lakukan itu! Apa kau melakukan itu pada semua gadis yg menangis di hadapanmu?"
"enak saja! Itu pengalaman pertamaku tau! Sudah! Lupakan kejadian itu!"
"bagaimana bisa? Ciuman pertamaku itu untuk suamiku kelak! Beraninya kau curi!"
"ya ampun..kampungan sekali kau! Lupakan saja oke?"
"bagaimana bisa lupa?"
"jadi kau akan mengingatnya seumur
hidup? Sudahlah.. Anggap saja itu tidak pernah terjadi!" aku menunduk,
benar juga! Lupakan! Tapi..