Aku berjalan menunduk sepanjang jalan
menuju kelasku dilantai 3. Pikiranku jadi berkecamuk sekarang. Bahkan
aku tidak terlalu memikirkan Mama lagi, malah memikirkan laki laki itu.
Langkahku terhenti dianak tangga lantai 2. Ada sepasang kaki yang
menghalangi jalanku. Aku tak tau siapa karena terlalu malas mengangkat
wajahku. Ku geser kakiku kekiri dan sepasang kaki itu kekanan sehingga
tetap menghalangiku. Ku geser lagi kekanan dan tetap terhalang. Aku
mendecak kesal lalu mendongakkan wajahku. Seketika mimik wajahku berubah
terkejut, orang dihadapanku juga sama.
^_^ thanks and please like ^_^
"kau.." aku bergumam tapi
terputus begitu cowok dihadapanku ini kabur. Refleks aku langsung
mengejarnya tapi dia sudah hilang seperti kilat. Aku mendengus padahal
aku ingin membunuhnya karena sudah berani mencuri ciuman pertamaku yang
rencananya akan kuberikan pada suamiku kelak. Bukan pada orang gila yang
tidak jelas asal usulnya itu. Ternyata dia sekolah disini? Kelas berapa
dia? Ah masa bodoh! Bel berbunyi memaksaku menaiki ulang tangga ini
karena cowok itu membuatku memgejarnya sampai kelantai dasar. Sial!
Akhirnya aku tiba dikelas.
Suasana sudah seperti biasa, ribut dan gaduh. Aku berjalan duduk
dibangkuku. Hanna, teman sebangkuku belum ada disini. Hanya tasnya yg
tergeletak diatas meja. Pasti dia ditoilet. Dia memang setiap pagi ada
disana bahkan bisa berpuluh menit hanya untuk dan-dan dan mengecek
penampilan.
Tak lama, Hanna masuk dan
langsung duduk disebelahku. Tak lama pula guru bidang studi matematika
masuk. Ternyata bel sudah bunyi. Mungkin aku tidak dengar sewaktu masih
ditoilet.
"ada tugas?" tanya Pak Sam.
"ada!" aku tergepak. Ada? Ada tugas? Astaga! Aku lupa!
"kumpulkan tugas kalian
sekarang!" aku segera mengobrak abrik tasku. Kuambil buku latihan
matematika dan ada 10 soal logaritma yang belum kuselesaikan. Aku
menunduk kekolong meja saat Pak Sam mulai menghittng jumlah kami dan
jumlah buku yg dikumpulkan.
"kurang satu buku! Ada yg tidak mengumpulkan?"