kali ini saya ingin share atau
mempersembahkan sebuah pengetahuan bagi para calon suami dan calon istri
yang banyak dianggap asing bagi mereka yang baru mengenal islam yang
sesungguhnya. walaupun coretan ini kelihatan kocar kacir tapi ambilah
manfaatnya bila sobat anggap bermanfaat.
Ta'aruf (bukan perkenalan biasa)
yang akan mengantarkan dua orang insan kepada mahligai terindah dalam
kehidupan manusia yaitu pernikahan. Namun Kebanyakan kita masih belum
terlalu mengetahui cara-cara ta'aruf yang baik. berikut ulasannya.
kiat-kiat ta’aruf Islami yang benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah,
Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah
ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan
sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam
melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang
diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT.
Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar
membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang
biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah
Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah
melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada
Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut
kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah
setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu
segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di
rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir,
sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi
(murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar
semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.
Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah
bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling
bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga,
hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga.
Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan
grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu,
semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk
mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius.
Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan
baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan
sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan
mengalir.
Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah
melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya,
dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang
akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke
rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah
diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi
memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga
baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke
rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang
guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada
da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh
teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri,
untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang
terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya
waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya
lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang
paling tepat untuk silaturahim tersebut.
Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam
hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin
mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua
ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya
ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk
menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani
Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih
sayang pada mutarabbi.
Menentukan Waktu Khitbah
Setelah
terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi
dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka
jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah
akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak
terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
Tentukan waktu dan tempat pernikahan
Pada
prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik. Jadi
hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut jatuh ke arah
syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu
sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan
wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan
minuman juga tidak berlebihan.
Semoga dengan menjalankan
kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk
rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap
keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.