chasya sweet
cerpen cinta remaja



“ Bangunnnnn……Neng Ayyu…! jangan lupa mandi dan gosok gigi….hitungan ke lima….BERRRRDIRRRI…...” Telepon seluler di atas tempat tidur Ayyu tiba-tiba berbunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.
“ Yoiii....hape kuuuu….makasih udah bangunin aku...” Ayyu berteriak kecil dan membungkam alarm ponselnya.
Ayyu segera bangun dari tempat tidur, rambutnya yang panjang ikal dibiarkan terurai berantakan. Ayyu melipat selimut, merapikan seprei dan bantal. Mengambil handuk yang tergeletak di kursi dan masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian rapi, Ayyu duduk di kursi makan. Melahap setangkap roti dan segelas susu coklat yang sudah disediakan mamanya dari pagi tadi. Mama Ayyu sudah berangkat ke pasar jam segitu. Papanya dan Alisha, kakaknya juga sudah berangkat duluan ke kantor. Tinggal Ayyu yang berangkat ke kantor naik bis kota. Karena percuma bareng Papa dan kakaknya, Ayyu tetap harus naik bis kota juga. Karena rute kantor Ayyu tidak searah dengan rute Papanya.
Di bis kota, penumpang begitu padat. Banyak penumpang yang berdiri sampai tak ada celah untuk menjejakkan kaki. Panas dan bikin keringatan. Maklum, bis kota non AC. Ayyu sesekali menghapus butiran keringat yang berjatuhan di keningnya. Entah kenapa, tiba-tiba supir bis berhenti mendadak tanpa SMS terlebih dahulu. Penumpang satu bis berteriak dan mengeluh. Bertanya pada kondektur bis, apa apa dengan bis kota ini. Sang kondektur memberi penjelasan bahwa bisnya mogok. Maklum, bis kota keluaran tahun jebot dan kurang terawat, padahal milik pemerintah. Akhirnya para penumpang terpaksa turun dari bis dengan 1000 keluh kesah, termasuk Ayyu.
Udah hari ini hari senin, ada meeting pagi sama bos, klien dan staff kantor, eh ada acara mogok lagi. Ayyu mengumpat dalam hati. Ya sudahlah….syukuri saja kejadian pagi ini, begitu Ayyu membatin. Ayyu berjalan kaki menuju halte bis kota, karena untuk mencapai kantornya, Ayyu harus naik bis kota lagi dan menempuh setengah jam perjalanan bis.
Arloji di tangan kanan Ayyu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Ketika hendak mencapai halte bis, Ayyu dikagetkan oleh suara seseorang dari belakangnya.
“ Maaf, Mba….,”
Ayyu menoleh. Seorang laki-laki muda sudah berdiri di hadapannya. Tinggi dan berbadan tegap. Pakaiannya rapi, dan berdasi. Laki-laki itu tersenyum manis. Ditambah wajahnya yang memang sudah manis. Dan Tatapan matanya tenang. Ayyu menatap laki-laki itu penuh curiga. Ada apa sih nih orang, koq senyum-senyum?. Aneh. Jangan-jangan mau nipu gue lagi. Pikir Ayyu.
“ Ada apa yach, Mas…?” tanya Ayyu bingung.
“ Bolehkah saya meminta pertolongan, Mba ?” laki-laki itu mengulurkan tangannya.
Ayyu menyambut tangan laki-laki itu dan berjabat tangan.
“ Ya udah…ngomong aja mas, kelamaan tau pake basa-basi gitu..” Ayyu melepaskan tangan laki-laki itu. Sambil menjaga jarak berdiri. Takut dihipnotis. Seperti cerita teman-teman kantornya yang pernah Ayyu dengar.
“ Mobil saya mogok, bisa bantuin saya untuk dorong mobil, Mba ?”
“ Apaaaa….? “ Ayyu berteriak. Gila juga nih orang, masa perempuan kayak gue disuruh bantuin dorong mobil. Pake rok sepan lagi. Duhh…gak kasian banget sih dia.
“ Maaf Mas…emangnya gak ada orang lagi yang bisa mas mintain tolong? tuh…lihat disana banyak laki-laki yang bisa bantuin mas….” Ayyu menunjuk pada kerumunan orang yang berdiri di halte bis. Tidak jauh dari Ayyu berdiri. Laki-laki muda itu malah tersenyum melihat sikap Ayyu.
“ Saya tidak bawa uang kecil hari ini, mba….cuma bawa kartu ATM saja, tidak mungkin khan kalau saya tidak memberikan upah sebagai ucapan terima kasih pada mereka.” Laki-laki itu menjelaskan dengan penuh keyakinan, berharap Ayyu mau membantunya dengan tulus.“ Ohhh….gitu yach, oke….saya bantuin dech.”
Mendengar laki-laki itu berceloteh, Ayyu jadi kasihan. Gak ada uang kecil atau pelit sih nih orang?. Sungguh….terlalu! Begitu Bang Haji Rhoma pernah bilang.
Ayyu berjalan di belakang, mengikuti laki-laki itu menghampiri mobilnya. Di dalam mobil, di kursi depan, duduk seorang laki-laki paruh baya. Berpakaian setelan jas hitam dan berdasi. Hmm…mirip bos gue penampilannya. Bisik Ayyu dalam hati.
Laki-laki muda itu memperkenalkan Ayyu dengan atasannya. Dan akhirnya Ayyu dengan atasan laki-laki muda itu mendorong mobil sambil berdoa, agar mobil mereka segera hidup. Laki-laki muda itu memegang kemudi dan menyalakan starter mobil.
Setelah berjuang beberapa menit, mobil mereka pun hidup kembali. Laki-laki muda dan atasannya itu pun mengucapkan terima kasih pada Ayyu dan menawarkan jasa untuk mengantar Ayyu sampai ke kantor. Tapi, Ayyu tidak mau. Lebih baik naik bis kota. Biarlah terlambat sedikit ke kantor, dari pada harus ikut orang yang baru saja ia kenal. Dan tau-tau esok pagi wajahnya udah terpampang di Harian Ibukota dengan keadaan yang mengenaskan. Hiii….amit-amit dech. Ujar Ayyu dalam hati.
Pukul 08.00 pagi meeting perusahaan telah dimulai. Telah berkumpul Pimpinan Perusahaan, Sekretaris, Team Marketing, Team Desain Graphis, Akunting dan Staf pengiriman.
Klien yang ditunggu belum datang juga. Sebelum klien datang, Pimpinan Perusahaan tempat Ayyu bekerja menjelaskan terlebih dahulu garis besar proyek yang akan mereka kerjakan bersama klien yang sedang ditunggu-tunggu itu.
Pintu ruang meeting diketuk dari luar. Ayyu bangkit dan membukakan pintu. Ketika pintu terkuak, Ayyu terbelalak kaget. Begitu juga dengan 2 orang tamu di hadapannya. Namun, Ayyu tetap memberikan senyum terbaiknya pagi itu untuk mereka. Dan mempersilakan mereka berdua memasuki ruangan meeting.
Acara meeting berjalan lancar dan mulus selama 2 jam. Dan menghasilkan Penanda tanganan Kontrak Kerja antara kedua belah pihak. Proyek besar yang akan menghasilkan keuntungan dengan angka yang sangat fantastis ini menciptakan senyum yang sangat merekah bagi kedua belah pihak.
**********
“ Mau pulang jam berapa, Yu?” Dudul menghampiri meja kerja Ayyu yang bersebelahan, karena disekat partisi setengah badan.
“ On time, bro…!” Ayyu menjawab sambil menon aktifkan PC nya.
“ Caelah…tumben Non…biasanya lembur kalau hari senin.” Dudul tertawa.
“ Mau kemana sih? gue gak diajak nih….? nonton sama Shayuri? makan sama Erna? atau belanja baju sama Yurika ? ikut yach, Yu?” Dudul menggoda. Emang Dudul, sobat Ayyu yang gokil. Kemana pun Ayyu pergi selalu mau ikut. Maklumlah, Dudul juga masih jomblo seperti Ayyu. Seneng cuci mata bareng di mal selepas jam kerja berakhir.
“ Gue gak kemana-mana, Dul. Mau pulang ke rumah. Istirahat…cape banget hari ini.”
“ Kalo gitu, gue anterin yach…?” Dudul menawarkan bantuan. “ Dengan senang hati, baik banget loe, Dul! sampe depan rumah yach…?” Pinta Ayyu manja.
“ Okkelah kallau beggittu….” Sahut Dudul dengan logat jawa medok, menirukan gaya Grup Band Warteg Boys.
Ayyu tertawa terbahak-bahak. Mereka berdua pun meninggalkan ruangan kantor dan menuju lantai dasar gedung perkantoran dengan melalui lift.
Pintu lift lantai 20 terbuka. Di dalam lift sudah berdiri 2 orang perempuan, dan 1 orang pria. Ayyu dan Dudul memasuki lift dengan masih tertawa-tawa kecil. Obrolan apa aja yang mereka percakapkan setiap hari pastinya bisa membuat mereka tertawa-tawa. Mereka udah mirip Beny And Mice, kartunis Indonesia yang lucu abis.
Saking serunya mereka berdua bercakap-cakap, pria yang berdiri dibelakang Ayyu menegur Ayyu.
“ Kelihatannya lagi seneng banget sore ini, Mbak Ayyu….” Upss….! Ayu menengok ke belakang. Tatapan matanya lekat ke pria itu.
“ Eh…Mas Arya…aku kira siapa, maaf Mas Arya….aku gak lihat Mas tadi……” Ayyu jadi tersipu malu ditegur pria itu. Karena Pria itu adalah klien perusahaan yang tadi pagi meeting bersamanya. Dan pria itu juga yang meminta pertolongan Ayyu tadi pagi karena mobilnya mogok. Yach…ketauan gokilnya dech gue, padahal waktu meeting tadi gue udah jaim abis di depan dia. Kata Ayyu dalam hati.
Pria yang di panggil Arya hanya tersenyum. Senyumnya manis banget. Kelihatan kharismanya yang simpatik. Ayyu jadi salah tingkah dikasih senyum oleh Arya. Mudah-mudahan aja Dudul enggak respon dengan perubahan sikap gue ini. Bisa di ledekin abis entar di mobilnya Dudul. Begitu pikir Ayyu.
“ Kalau Mbak Ayyu enggak keberatan…, saya mau mengantarkan Mba pulang, sebagai balasan ucapan terima kasih saya tadi pagi.” Arya menawarkan jasa.
“ Owh…makasih banyak Mas.., saya bareng temen saya. kenalin..namanya Dudul.”Dudul mengulurkan tangan dan Arya menjabatnya. Dudul, emang enggak kenal Arya. Karena seharusnya ia tadi ikut meeting. Cuma Dudul ada urusan check up kesehatan ke dokter dulu pagi tadi.
“ Cie…udah kenal yach kalian berdua? Sebelum meeting dimulai? Dimana Yu...koq tak cerita sih?” Dudul menyikut lengan Ayyu. Ayyu cuma senyum-senyum.
“ Mobil saya mogok tadi pagi DuL, kebetulan Bos saya juga mobilnya lagi di bengkel. Jadi ke kantor hari ini pakai mobil saya. Eh…ketemu Mba Cantik dan Penolong ini…” Ucapan Arya membuat Ayyu jadi terbang di ruangan lift. Kenapa juga cowok ini begitu hiperbola sih? Umpat Ayyu. Gak lucu banget bikin gue jadi enggak enak hati, disanjung seperti itu.
“ Jadi Ayyu bantuin kamu dorong, Ya…?” Dudul tertawa. “ Yach…begitulah, Dul.” Arya tertawa juga. Ayyu cuma melipat bibirnya, menahan tawa. Emang gokil nih cowok berdua. Seneng amat denger cewek dorong mobil. Jadi bahan leluconan lagi. Ayyu menggerutu.
Untungnya Pintu lift sudah terbuka lebar. Tibalah mereka di lantai dasar. Dudul menyarankan Ayyu untuk ikut Arya. Karena Dudul tau banget, cowok ini lagi naksir sobat manisnya. Alangkah bahagianya hati Dudul bila Ayyu bisa membuka hatinya untuk Arya. Sejak berakhirnya kisah asmara Ayyu dan Pranata 1 tahun lalu, Ayyu menutup pintu hatinya rapat-rapat untuk semua cowok yang mendekatinya. Pranata pergi meninggalkan Ayyu karena berselingkuh.
Ayyu tetap pada pilihan pertamanya, pulang bareng dengan Dudul. Lagi pula masih ada hari esok koq untuk kenal dengan Arya lebih dekat. Begitulah penjelasan Ayyu pada Arya. Mereka pun berpisah untuk bertemu kembali esok pagi.
**********
Ayyu begitu sibuk hari ini. Semua deadline pekerjaan telah diserahkan ke Manager Keuangannya. Siap untuk diperiksa dan dikoreksi bila ada kesalahan. Pesawat telepon di meja Ayyu berdering terus dari pagi. Banyak klien kantor yang mau membayar hutang-hutang jatuh tempo yang sudah di follow-up Ayyu sejak 1 minggu lalu. Kerja keras yang membuahkan hasil. Gak sia-sia Ayyu setiap hari mulutnya sampai berbusa hanya untuk meneriakkan dua kata, BAYAR DONG....!.
“ Yu.…line 1 buat kamu yach,,” Suara Alin, Customer Service.
“ Yupz…makasih, Lin.” Jawab Ayyu. Tanpa bertanya telepon dari siapa.
“ Hai Yu…,” suara seorang cowok menyapa dari seberang sana.
“ Ya betul…siapa nih?” Tanya Ayyu tanpa menaruh curiga.
“ Arya Kusuma.” Cowok itu menjawab lembut.
Ayyu tersentak kaget. Lalu diam sesaat. Gak menyangka kalau Arya akan menghubungi ia siang ini.
“ Yu….aku udah di depan kantor kamu nih…kamu ke depan yach,” Arya menutup teleponnya tiba-tiba tanpa permisi.
Ayyu masih bingung dengan telepon Arya. Apa maksudnya sih, nelepon tapi cuma ngomong aku udah didepan kantor. Norak banget. Kalau mau ke kantor yach datang aja langsung, wong satu gedung. Pake pemberitahuan segala. Dia kan Desain Grafis? Apa hubungannya sama gue yang orang akunting?. Kalau mau bahas soal proyek yach sama Dudul kali tepatnya.
Dalam kebingungan, Ayyu segera menemui Arya di depan kantor. Arya tersenyum melihat Ayyu yang masih kaget dan gugup. Alin mempersilakan Arya duduk, tapi Arya tetap mau berdiri. “ Makan siang bareng yuk…?” Ajak Arya dan terus memandangi wajah Ayyu yang memang ayu dengan rambut hitam panjangnya yang terurai melebihi bahu.
Ayyu jadi salah tingkah. Kenapa sih cowok ini selalu kasih surprise buat gue? Kenapa sih gue gak bisa menghindari tatapan matanya yang tenang itu? tanya Ayyu dalam hati.
“ Belum jam makan siang, Arya.” Ayyu berkelit. Malu banget rasanya dikasih kejutan didepan Alin dan Pak Tejo, Security kantor.
“ Hahaha… jam tangan kamu rusak yach, Yu..?” Arya menggoda sambil meraih tangan kanan Ayyu. Ayyu cuma diam saja. Gak bisa berbuat apa-apa. Ia udah malu dan gak bisa menutupi wajahnya yang merah merona karena diperlakukan Arya seperti itu.
“ Udah jam 12 lewat 10 menit koq, Mbak Ayyu.” Pak Tejo jadi ikutan dech, menambah daftar salah tingkah Ayyu. Ayyu cuma tersenyum malu melihat jarum jam arloji di tangannya. Arya dan Pak Tejo gak salah. Gue lah yang lupa kalo udah waktunya jam makan siang. Saking keenakan kerja.
“ Gimana, Yu..?” Arya bertanya lagi pada Ayyu. Tatapan matanya seolah memohon agar Ayyu mengabulkan tawaran baiknya. Tetap masih memegang lengan Ayyu erat.
“ Baiklah…, tapi tolong lepaskan tangan aku, please…” Akhirnya Ayyu menyanggupi penawaran Arya. Arya melepas lengan Ayyu dan mereka berjalan menuju lantai 15 melalui lift.
Di dalam lift, hanya Arya dan Ayyu. Tak ada kata yang terucap dari bibir mereka berdua. Ayyu hanya diam kayak patung batu. Matanya terus menatap tombol-tombol lift yang terus menyala bergantian. Rasanya tidak sabar untuk segera tiba di Food Court gedung ini. Agar kebisuan dan suasana dingin dan kaku beku kayak di Lautan Antartika ini segera berakhir. Sedangkan Arya tidak berkedip sedikitpun menatap Ayyu dari arah samping, dengan berdiri di pojok lift. Dan dengan posisi kedua tangan melipat di dada. Seperti mendapat durian runtuh, suasana hati Arya saat itu. Bisa mengajak Ayyu ke kantin Gedung Perkantoran, walaupun dengan cara yang cukup membuat shock gadis ayu itu.
Mereka telah berada di lantai 15, di Food Court ENAK GILA. Sangat mengejutkan sekali suasana siang ini di kantin kantor. Semua orang udah pada duduk rapi di kursinya masing-masing. Semuanya menatap ke Ayyu dan Arya. Tak ditemukan kursi yang kosong disana. Semuanya terisi penuh. Dan yang aneh lagi, ada live musicnya. Biasanya juga gak ada. Ada penyanyi wanita dan laki-laki pemain keyboard sedang menyenandungkan lagu “ Karena Ku Cinta Kau “ milik Bunga Citra Lestari.
“ Selamat datang…Ayyu dan Arya!” Tiba-tiba Shayuri menyapa dengan gaya centilnya membawa kotak berwarna putih.
Ayyu terperanjat melihat teman baiknya, Shayuri ada di kantin ini. Padahal tadi masih sibuk dengan urusan loby-meloby klien via telepon, sebelum Ayyu keluar menemui Arya.
“ Hai….Ayyu….Hai Arya….!” Sekarang Erna, Yurika, Alin dan Dudul menyapa serempak mereka berdua. Entah mereka datang dari mana. Tau-tau sudah muncul di depan Ayyu.
Arya cuma tersenyum bahagia. Kejutan demi kejutan dipersembahkannya untuk Ayyu dengan sempurna tanpa memberi kesempatan Ayyu untuk melontarkan pertanyaan kepadanya. Arya meraih tangan Ayyu dan membawa Ayyu ke depan. Ayyu hanya menurut saja seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Tidak berontak atau marah, Arya menggenggam tangan Ayyu erat. Ayyu diberi tempat duduk di depan di dekat panggung. Kursi yang sudah disiapkan dengan manisnya oleh sahabat-sahabat Ayyu dan Arya.
Arya naik ke atas panggung dan mengambil mikrofon.
“ Makasih atas kehadiran seorang gadis manis bernama Ayyu disini…” Arya menghentikan ucapannya, karena tepuk tangan riuh dari teman-temannyayang memenuhi 40 buah kursi di Food Court ENAK GILA itu.
“ Mohon maaf kepada Ayyu yang telah aku jemput tiba-tiba, hanya untuk hadir di tempat ini dan merayakannya bersama aku dan teman-teman. Ketahuilah Ayyu…bahwa aku sudah lama mengagumi kamu..., sejak 1 tahun lalu, sejak kamu sering makan di Food Court ini bersama teman-teman terbaikmu. Aku tak punya keberanian untuk mendekati kamu, karena melihat sikap kamu yang terlalu cuek. Aku tak pandai berkomunikasi dengan wanita sepertimu. Aku takut tertolak oleh kamu. Kejadian kemarin pagi pun, ketika mobil ku mogok, itu skenario dari teman-teman terbaikmu. Agar aku bisa mengenalmu secara tidak disengaja.
Dan sengaja pula aku mengikutimu dari rumah, sampai akhirnya ku lihat bis yang kamu naiki mogok. Aku menemani bos ku meeting pun, sebenarnya hanya menggantikan posisi teman aku yang kebetulan tidak masuk. Aku senang sekali, bisa lihat kamu hari itu lebih lama. Pertemuan kita di lift pun…sudah diatur teman-teman terbaikmu dengan rapi.” Arya turun ke bawah dan membawa Ayyu yang masih terbengong-bengong, naik ke atas panggung.
Teman-teman Arya dan Ayyu bertepuk tangan sangat riuh dan menyanyikan lagu “ Happy Birthday” secara bersama-sama. Arya membuka kotak putih yang tergeletak di dekat mikrofon.
Ternyata, Black Corest Cake dengan 27 lilin kecil berwarna-warni menghias diatasnya. Arya meniup bersih lilin-lilin itu tanpa tersisa. Tepuk tangan riuh kembali menggema di ruangan itu. Dan Arya meminta kepada Ayyu yang dari tadi tersenyum-senyum, membacakan kata-kata yang tertera di Black Forest Cakenya. Bahwa itulah ungkapan hatinya yang terpendam untuk Ayyu selama 1 tahun.
Dengan suara gemetar Ayyu membacakannya untuk Arya….BOLEHKAH…AKU…MENCINTAIMU?. Suara riuh kembali lagi melengkapi kebahagiaan Arya dan Ayyu hari itu.Ayyu diam sesaat…dan mengambil mikrofon yang dipegang Arya. Semua yang hadir terdiam. Menanti jawaban mendebarkan dari Ayyu yang sudah menutup pintu hatinya rapat-rapat untuk pria manapun.
“ Gak ada salahnya…bila…aku membuka…hatiku…untukmu, Arya..” Terbata-bata Ayyu mengungkapkan isi hatinya pada Arya dan pada semua yang hadir di ruangan itu.
Semua yang hadir disana langsung berdiri dan memberi tepukan tangan yang sangat meriah. Siulan dan teriakan-teriakan heboh dari para tamu yang hadir mewarnai kebahagiaan Arya dan Ayyu. Tanpa merasa malu dan takut lagi, Arya langsung memeluk erat tubuh Ayyu.
Dan sebuah lagu romantis pun berkumandang syahdu mengawali Kisah Cinta mereka berdua.


^_^ thanks and please like ^_^

Label: | edit post
0 Responses
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

mainkan sekarang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright© All Rights Reserved nour-chazannach.blogspot.com